“Kiaaaa…
Bangun! Lihat, sudah jam berapa ini? Kamu bisa telat”, Seru ibu yang terdengar
dari luar kamarku.
“Iya bu, ini aku sudah mau mandi”, Balasku dengan nada lemas, ya karna sebenarnya aku masih ingin tidurlebih lama, kasurku seakan merayuku untuk tetap tidur.
“Iya bu, ini aku sudah mau mandi”, Balasku dengan nada lemas, ya karna sebenarnya aku masih ingin tidurlebih lama, kasurku seakan merayuku untuk tetap tidur.
Setelah selesai mandi dan memakai seragam, aku segera bergegas untuk sarapan.
“Makannya pelan-pelan. Nanti
tersedak makanmu cepat begitu” kata ibuku mengingatkan.
“Iya bu, aku hanya taku telat”
balasku singkat sambil melanjutkan makanku.
“Bukankah hari ini kamu akan
mendapat pemberitahuan tentang program pertukaran pelajar?”
“Iya bu, doakan aku supaya
lancar ya bu” Pintaku sambil mencium tangan ibuku dan langsung bergegas untuk
berangkat sekolah.
***
TING! TONG! ...
Terdengar nyaring bunyi bel sekolahku. Ketika mulai belajar, aku dipanggil untuk ke ruang kepala sekolah.
Terdengar nyaring bunyi bel sekolahku. Ketika mulai belajar, aku dipanggil untuk ke ruang kepala sekolah.
“Saskia, program pertukaran
pelajarmu akan dilakukan bulan depan tanggal 4 nanti. Tolong keberangkatanmu
ini di persiapkan dari sekarang.” seru
Pak Kepala sekolah, “Bagaimana dengan bahasa Korea mu?” lanjutnya.
“Iya pak saya juga telah
menyiapkannya dari jauh-jauh hari. Lalu saya sudah mulai lancer berbahasa
korea, tapi saya akan melancarkannya lagi” ujarku. Selama satu jam, aku dan
kepala sekolah membicarakan tentang program pertukaran sekolah ini.
***
Dirumah aku mulai mempersiapkan
segala hal untuk pertukaran pelajar nanti. Rasanya, tidak sabar ingin
cepat-cepat menginjakkan kaki ku di Korea. Ya, Selama ini aku sangan
mendambakan pergi kesana menikmati 4 musim disana, apalagi aku adalah Korean
Lovers. Aku menyukai Girlsband & Boysband Korea. Drama-drama nya pun sangat aku gemari.
“Ciee yang sebentar lagi ke
korea” seru kakak ku yang memecahkan lamunanku.
“Apasih kak. Mending kamu bantu
aku membereskan kamar dan mempersiapkan barang-barangku” , pintaku.
“Kok malah menyuruhku sih?” gerutunya.
“Ayolah kak, adikmu ini capek membereskannya sendiri” pintaku padanya. “Iya iya” jawabnya malas.
“Kok malah menyuruhku sih?” gerutunya.
“Ayolah kak, adikmu ini capek membereskannya sendiri” pintaku padanya. “Iya iya” jawabnya malas.
***
Hari ketika aku akan berangkat ke korea pun tiba, aku di temani guruku, ayahku, ibuku, serta kakakku mengantar aku pergi ke bandara.
“Kia, nanti kalau sudah sampai
korea jangan lupa telepon ibu ya. Nanti ibu akan menelepon mu setiap hari” Kata
ibu. “Iya, bu, nanti aku telepon” jawabku.
“Nanti di sana kamu harus jaga
sikap ya. Jangan lupa makan. Kamu juga jangan tidur terlalu larut” Pesan ayah.
“Iya, yah” jawab ku.
“Iya, yah” jawab ku.
“Saskia, nanti kamu disana akan
tinggal di rumah orang tua asuh kamu, ini alamatnya” Kata guruku sambil
memberikan secarik kertas bertuliskan alamat rumah. “Beliau pernah bekerja di
Indonesia, jadi dia bisa berbahasa Indonesia. Nanti setelah sampai di Korea,
kamu langsung ke sana saja” lanjutnya.
“Baik, Pak!” seruku.
“Baik, Pak!” seruku.
“Kia kamu jaga diri juga ya
disana” kata kakakku menambahkan.
Setelah bersalaman, akupun bergegas masuk ke pesawat.
Setelah bersalaman, akupun bergegas masuk ke pesawat.
***
“Ah, akhirnya sampai juga”
kataku ketika pertama kali aku menginjakkan kaki di Korea.
Suasana yang beda, cuaca yang beda 180° dari di Indonesia. Ya, di sini memang sedang musim gugur. Aku mengeratkan jaketku sambil berjalan masuk ke taksi untuk pergi ke rumah orangtua asuhku di Korea.
Suasana yang beda, cuaca yang beda 180° dari di Indonesia. Ya, di sini memang sedang musim gugur. Aku mengeratkan jaketku sambil berjalan masuk ke taksi untuk pergi ke rumah orangtua asuhku di Korea.
“Mau kemana?” tanyanya dalam
bahasa Korea.
“Kesini” jawabku sambil menunjukkan kepadanya secarik kertas berisi alamat yang ku tuju. Ini adalah percakapan pertama ku di korea.
“Kesini” jawabku sambil menunjukkan kepadanya secarik kertas berisi alamat yang ku tuju. Ini adalah percakapan pertama ku di korea.
Taksi pun sampai membawaku ke
daerah Gyeonggi-do, aku pun membayar taksi dengan beberapa lembar uang Won.
***
“Anneyong haseyo” Kataku sambil
membuka pintu rumah Tuan Lee.
“Ah, Anneyong. Apa kamu Saskia
yang mengikuti program pertukaran pelajar dari Indonesia?” Tanya Nyonya Lee
ramah.
“Iya saya Saskia” kataku sambil
membungkukkan sedikit badanku.
“Ayo, silahkan masuk. Kami telah
menunggumu dari tadi” seru Tn. Lee.
Akupun masuk mengikutinya.
Akupun masuk mengikutinya.
“Anneyong kak, namaku Lee
Chaerin” terdengar suara anak kecil.
“Anneyong Chaerin, Namaku saskia. Panggil saja aku Kia” Jawabku sambil mengelun-elus pipinya. Dia adalah anak dari Tn.Lee Min Hoo dan Ny.Goo Hye Sun, orang tua asuhku.
“Anneyong Chaerin, Namaku saskia. Panggil saja aku Kia” Jawabku sambil mengelun-elus pipinya. Dia adalah anak dari Tn.Lee Min Hoo dan Ny.Goo Hye Sun, orang tua asuhku.
Akupun membereskan barang-barangku di kamar yang telah disiapkan.
“Kamar ini telah kami siapkan dari kemarin. Anggap saja rumah sendiri. Oh, ya, panggil saja aku Umma” kata Ny.Lee sambil membantuku membereskan pakaianku.
“Terima kasih, Umma” balasku.
***
Kriiing.. Kriiing.. Bunyi alarm ku terdengar nyaring di kamarku. Aku pun bergegas bangun dan mandi, setelah itu bergabung untuk sarapan. “Ini kan hari pertamamu bersekolah di Korea, semoga lancar” kata Ny.Lee.
Aku pun berangkat. Hari pertama
aku di antar oleh Tn.Lee karena aku belum hafal jalan menuju sekolahku. Mobil
Tn.Lee pun berhenti di depan sebuah gedung mewah yang di luarnya terdapat
tulisan besar SHINHWAN SCOOL.
Disinilah tempat aku bersekolah selama pertukaran pelajar ini.
Nah, sampai disini ya. Sekolahmu disini” seru Tn.Lee,
“Iya terimakasih” jawabku.
Kemudian aku turun dari mobil, lalu menundukkan badanku ketika mobil Tn.Lee mulai pergi dari hadapanku. Akupun masuk kedalam sekolah yang begitu megah.
“Anak-anak, kalian kedatangan
teman baru dari Indonesia yang merupakan siswi pertukaran pelajar. Coba
perkenalkan namamu” Tutur jelas Mrs. Park yang merupakan wali kelas ku disini.
“Anneyong haseyo, nama saya
Saskia, kalian bisa memanggil saya Kia, mohon bimbingannya, terima kasih”,
perkenalan singkatku pertama dikelas.
“Kia, kau bisa duduk di samping
Yoona” seru Mrs. Park.
Akupun segera menuju bangku kosong di depan pojok kelas. Awalnya terasa canggung karena ini adalah pertama kalinya aku masuk sekolah ini.
“Hai kia, namaku yoona” seru
Yoona yang merupakan teman sebangku ku.
“Hai yoona, salam kenal” sapaku
pada Yoona.
“Iya salam kenal juga. Karna
kamu baru disini, jika ada kesulitan atau membutuhkan bantuan, jangan segan
bilang padaku” serunya ramah.
“Iya, terima kasih Yoona”. Dan
jam pelajaran pun dimulai.
Hari pertamaku belajar di Korea
terasa sangat melelahkan, karena jam belajar di Korea 2 kali lipat dari jam
belajar di Indonesia, syaitu 13 jam. Setelah sampai rumah, aku langsung
merebahkan tubuhku ke atas kasur.
***
Hari ini aku berangkat sekolah lebih awal. Ketika aku sampai di sekolah, saat itu sekolah masih sepi, aku melihat seorang siswa Shinhwa School sedang bermain basket. Tiba-tiba bola basket yang sedang di mainkannya terlempat tepat di hadapanku. Aku lalu mengambil bola basket tersebut. Kemudia dia menghampiriku.
“Bolanya” pintanya sambil mengulurkan tangan.
“Ah.. ini bolanya” kataku lalu menyerahkan bola itu ke Sehun, lalu Sehun melanjutkan bermain basketnya.
Ya, siswa Shinhwan School yang tadi bermain basket bernama Sehun. Aku tidak terlalu mengenalnya karna di kelas pun dia terlihat dingin dan tertutup. Terkesan cuek.
Aku pergi menuju ke
kelas. Sesampainya di kelas, ternyata Yoona sudah datang,
“Hai Kia, kamu sudah datang?” tanyanya.
“Iya. Hmm Yoona, boleh aku Tanya sesuatu?” tanyaku pada Yoona.
“Apa?”
“Hai Kia, kamu sudah datang?” tanyanya.
“Iya. Hmm Yoona, boleh aku Tanya sesuatu?” tanyaku pada Yoona.
“Apa?”
“Sehun itu, siapa sih? Kenapa
dia sangat dingin?” tanyaku.
“Sehun itu memang seperti itu
dari kelas 10, dingin dan terkesan cuek. Dia itu adalah trainee SM Entertaiment
loh! Menurut kabar yang ku dengar, dia akan di debutkan sebagai sebua Boyband”
jelasnya. Aku hanya membalasnya dengan anggukan.
Kelas pun semakin ramai, Dan bel
masuk sekolah pun nyaring berbunyi. Mrs. Park masuk dan member tugas yang
dikerjakan secara kelompok dan terdiri dari 2 orang. Pemilihan setiap kelompok
di tentukan sendiri oleh Mrs. Park, kemudian satu persatu nama di sebutkan dan
pasangan ku di kelompok adalah.. Sehun! Ah, rasanya malas aku bersekelompok
dengannya karna dia terlalu dingin. Mrs. Park pun menjelaskan tugasnya dan aku
pun mencatat.
Jam istirahat pun tiba, aku
menghampiri Sehun,
“Kapan kita mengerjakan tugas Mrs. Park ini?” tanyaku.
“Aku tidak bisa kalau hari biasa. Datang saja kamis pagi-pagi di sekolah” jelasnya singkat.
Aku hanya mengiyakannya dan aku segera pergi ke kantin bersama Yoona.
“Kapan kita mengerjakan tugas Mrs. Park ini?” tanyaku.
“Aku tidak bisa kalau hari biasa. Datang saja kamis pagi-pagi di sekolah” jelasnya singkat.
Aku hanya mengiyakannya dan aku segera pergi ke kantin bersama Yoona.
***
“Kia, berangkat pagi-pagi lagi?” Tanya nyonya Lee,
“Iya Umma” kataku.
“Kia, berangkat pagi-pagi lagi?” Tanya nyonya Lee,
“Iya Umma” kataku.
“Yasudah, ini sudah Umma buatkan
sarapan” katanya.
Setelah beberapa minggu tinggal disini aku benar-benar merasa sangat nyaman karena banyak yang baik denganku. Setelah menghabiskan makanan akupun segera berangkat.
Setelah beberapa minggu tinggal disini aku benar-benar merasa sangat nyaman karena banyak yang baik denganku. Setelah menghabiskan makanan akupun segera berangkat.
***
“Mau ngerjain dimana?” tanyaku pada Sehun yang ku hampiri di lapangan basket.
“Disana aja” jawabnya sambil
menunjuk meja dan bangku taman dekat lapangan basket.
Aku mengeluarkan beberapa buku. Saat itu aku dan Sehun hanya saling diam ketika mengerjakan tugas, hanya sesekali bertanya.
“Bagaimana rasanya bersekolah di
Korea?” Tanya Sehun memecah keheningan.
“Ya, cukup nyaman, orangnya pun
ramah, walau waktu belajarnya lebih lama dari yang di Indonesia” jawabku.
Dari situ kami saling mengobrol dan berbincang-bincang, sampai tak terasa, tugas kami pun selesai. Dari percakapan iotu, kita mulai dkat, terkadang di kelas aku sering mengobrol dengannya,. Ternyata dia tak sedingin dan secuek yang aku perkirakan.
***
Suatu hari ketika sekolah ada pelajaran tambahan sehingga pulang lebih lama dari biasanya, saat pulang, aku melihat ada sebuah motor besar berwarna hitam berhenti di depanku. Ternyata itu Sehun.
“Mau bareng? Sepertinya rumah kita searah” tawarnya padaku.
“Enggak ngerepotin?” tanyaku.
“Enggak. Sudahlah ayo” katanya. Akupun akhirnya pulang bersama Sehun. Di sepanjang perjalanan kita hanya saling diam.
“Enggak. Sudahlah ayo” katanya. Akupun akhirnya pulang bersama Sehun. Di sepanjang perjalanan kita hanya saling diam.
“Disini?” tanyanya sambil
menghentikan motornya.
“Iya, terima kasih, Sehun”,
kataku, dia hanya menganggukan kepalanya dan pergi.
Aku memperhatikannya dari jauh lalu masuk kerumah. Entah mengapa, aku merasakan sesuatu yang berbeda ketika bersama Sehun, mungkin hanya perasaanku.
Aku memperhatikannya dari jauh lalu masuk kerumah. Entah mengapa, aku merasakan sesuatu yang berbeda ketika bersama Sehun, mungkin hanya perasaanku.
***
Hari ini aku tidak masuk sekolah karena radang tenggorokanku kambuh. Nyonya Lee pun menelepon sekolah untuk meminta Izin aku tidak masuk hari ini.
“Kia.. Ini obatnya, dan ini
minumnya” seru Ny.Lee sambil memberikan obat dan segelas air.
“Iya, Umma” kataku. “Kamu
istirahat yang banyak saja” kaya Ny.Lee.
Yaa, walaupun beliau hanyalah orang tua asuhku selama pertukaran pelajar ini, tapi beliau sangatlah ramah dan peduli padaku.
Tiba-tiba ada SMS masuk di
Handphone ku.
From: Yoona
Date: Wed, 10:25:09 am
Kia..
Tadi Sehun tanya kenapa kamu tidak masuk, dia juga minta nomor mu, mungkin
sebentar lagi dia akan menelepon mu. Cepat sembuh ya. Sehun sepertinya Khawatir
padamu, hehehe J
Aku
hanya tersenyum membacanya. Entah, aku merasakan senang yang sulit ku
gambarkan. Ketika aku akan membalas SMS, tiba-tiba handphone ku bergetar, ada
panggilan masuk dari Unknown Number.
“Hallo?” Sapaku saat mengangkat telepon.
“Hallo,
apa ini Kia?”
“Iya
benar, ini siapa?”
“Aku
Sehun. Maaf tiba-tiba meneleponmu seperti ini. Ku dengar kamu sakit. Tadi aku
minta nomormu dari Yoona. Dia bilang kamu sobatnya, kah?”
“Iya,
paling besok aku sudah sembuh kok. Iya. Gak apa-apa”
“Kamu
sudah minum obat? Banyak istirahat supaya sembuh”
“Iya
Sehun. Terimakasih”
“Iya.
sudah dulu ya, Kia. Sebentar lagi jam pelajaran akan di mulai”
“Oke,
bye, Sehun”. Dan aku pun menutup teleponnya.
Setelah percakapan itu, aku tak tahu mengapa aku merasa sesenang ini. Seperti ada yang salah denganku, mungkin tepatnya perasaanku terhadap Sehun.
***
Esok
harinya, aku mulai masuk sekolah lagi. Baru aku sampai kelas, Yoona menghampiriku.
“Makin
deket aja nih sepertinya kau dengan Sehun” Godanya
“Apa
sih, Yoona. A.. Aku hanya teman kok” jawabku sedikit gugup. “Sepertinya
Sehun menyukaimu” kata Yoona
“Tidak,
kami hanya berteman Yoona, tidak mungkin Sehun menyukaiku” tangkasku.
“Tapi
sikapnya padamu berbeda. Aku tahu kalian saling suka. Kelihatan kok. Hahaha”
ledek Yoona. Pipiku pun memerah.
Ketika Istirahat, aku bertemu
dengan Sehun di taman.
“Hai sedang apa disini?”sapaku.
“Hai sedang apa disini?”sapaku.
“Tidak, Cuma ingin cari udara.
Duduk disini bersamaku” tawar Sehun sambil menepuk2 kursi taman seolah
menawarkan aku untuk duduk di sampingnya. Akupun menerima tawarannya. Kami berbicara
banyak saat itu, dia juga sedikit bergurau. Ketika aku ada di dekatnya, aku
merasa nyaman, apalagi kalau mengingat sehun, aku terkadang senyum2 sendiri.
***
Tidak terasa sudah 11 bulan aku tinggal dan belajar di Korea. Selama itu juga aku dekat dengan Sehun. Ini adalah bulan terakhirku aku belajar di sini.
“Kak, kakak sebentar lagi
kembali ke Indonesia ya?” Tanya Chaerin, anak Mr.Lee
“Iya chaerin, karena masa
pertukaran pelajarku sudah selesai” kataku. “Kakak di sini aja” pinta Chaerin. “Tidak
bisa, aku gak mungkin disini terus” kataku.
Akhir2 ini pun aku jarang bertemu sehun. Bahkan dia sudah
tidak pernah menelepon ku. Menurut berita yang kudengar, dia akan dimasukkan
Boyband terbaru bernama EXO. Kami mulai jarang berkomunikasi, sampai akhirnya
kami mulai menjauh.
***
Hari ini adalah hari terakhirku di sekolah Shinhwan.
“Aku sangat merindukan Kia” kata
Yoona.
“Iya aku juga” kataku.
***
Orang yang kuharapkan datang tak juga kunjung datang ke bandara. Sampai di hari aku kembali ke Jakarta, entah dia tahu atau tidak. Kini aku sedang berada di bandara bersama Tuan dan Nyonya Lee, juga Chaerin.
“Umma, Appa, terima kasih mau menampungku dan merawatku di rumah kalian selama aku di Korea” kataku
“Ini sudah menjadi kewajiban
kami sebagai orangtua asuhmu kia” Ujar Mr.Lee
“Hati-hati di perjalanan, jangan
lupa telepon kami, bye” kata Umma. “Iya Umma”
Akupun segera ke lapangan
terbang. Pikiranku masih terbawa sehun. Aku masih berharap ia datang. Ya, aku
menyukainya, tapi aku terlalu takut untuk mengutarakannya dan hanya bisa
memendamnya.
Ternyata di tengah jadwal
kepadatannya, Sehun menyempatkan datang ke bandara. Tetapi terlambat, Aku sudah
berada di dalam pesawat terbang menuju Jakarta. Dia kecewa, mungkin perasaannya
sama padaku, tapi dia juga belum mengungkapkannya.
“Aku menyesal tidak mengatakan
dari awal. Sekarang kamu telah kembali ke Indonesia, sedangkan aku belum
mengatakan apa-apa padamu” Gumam sehun di dalam hatinya.
*** 5 TAHUN
KEMUDIAN ***
Hari ini aku kembali berkunjung
ke Korea. Bukan untuk belajar atau bersekolah lagi, tapi aku datang sebagai
diplomat muda yang bekerja di Kedubes Indonesia di Korea. Saat itu aku iseng
datang ke Namsan Tower di Seoul. Tidak sengaja aku bertemu orang yang tidak
asing. Sehun. Sekarang ia sudah menjadi penyanyi terkenal. Tapi perasaanku
padanya tetap sama.
“Sehun?” sapaku
“Kia?” sapa Sehun.
“Ternyata benar kau Sehun. Sudah
lama ya kita tidak berjumpa” kataku
“Iya. Apa yang sedang kau
lakukan di korea?” tanyanya
“Aku kerja di Kedubes Indonesia.
Kalau kamu apa yang kau lakukan disini? Bagaimana kalau orang mengenalimu?”
“Hanya ingin jalan-jalan saja. Haha
tidak kok” lalu sehun terdiam, kemudian berkata, “Kia, aku ingin mengatakan
sesuatu”
“Apa Sehun”
“Karna kamu ada disini aku ingin
menatakan hal yang sempat tertunda dulu, aku tidak ingin seperti dulu.
Saranghae Saskia” Ucap sehun jelas kepadaku
“Aku juga, nado Saranghae Sehun”
Akhirnya cinta yang sebelumnya
terlambat dan tertunda, sekarang menyatu kembali dan kami hidup bahagia sampai ke
pelaminan J
-THE END -
By. Erine Saskia Anggraini