Karena kamu bahagia maka hidupmu jadi nikmat. Bukan karena kamu mendapatkan nikmat lalu kamu bahagia. Karena kamu bersyukur, maka nikmatmu bertambah. Bukan karena nikmatmu bertambah baru bersyukur. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Seperti apa yang telah digasriskan, dimana sebuah hal berasal, maka kesanalah ia akan kembali.

Jan 19, 2013

Love In Seoul


“Kiaaaa… Bangun! Lihat, sudah jam berapa ini? Kamu bisa telat”, Seru ibu yang terdengar dari luar kamarku.
“Iya bu, ini aku sudah mau mandi”, Balasku dengan nada lemas, ya karna sebenarnya aku masih ingin tidurlebih lama, kasurku seakan merayuku untuk tetap tidur.

Setelah selesai mandi dan memakai seragam, aku segera bergegas untuk sarapan.

“Makannya pelan-pelan. Nanti tersedak makanmu cepat begitu” kata ibuku mengingatkan.
“Iya bu, aku hanya taku telat” balasku singkat sambil melanjutkan makanku.
“Bukankah hari ini kamu akan mendapat pemberitahuan tentang program pertukaran pelajar?”
“Iya bu, doakan aku supaya lancar ya bu” Pintaku sambil mencium tangan ibuku dan langsung bergegas untuk berangkat sekolah.

***

TING! TONG! ...
Terdengar nyaring bunyi bel sekolahku. Ketika mulai belajar, aku dipanggil untuk ke ruang kepala sekolah.

“Saskia, program pertukaran pelajarmu akan dilakukan bulan depan tanggal 4 nanti. Tolong keberangkatanmu ini di persiapkan dari sekarang.”  seru Pak Kepala sekolah, “Bagaimana dengan bahasa Korea mu?” lanjutnya.
“Iya pak saya juga telah menyiapkannya dari jauh-jauh hari. Lalu saya sudah mulai lancer berbahasa korea, tapi saya akan melancarkannya lagi” ujarku. Selama satu jam, aku dan kepala sekolah membicarakan tentang program pertukaran sekolah ini.

***

Dirumah aku mulai mempersiapkan segala hal untuk pertukaran pelajar nanti. Rasanya, tidak sabar ingin cepat-cepat menginjakkan kaki ku di Korea. Ya, Selama ini aku sangan mendambakan pergi kesana menikmati 4 musim disana, apalagi aku adalah Korean Lovers. Aku menyukai Girlsband & Boysband Korea. Drama-drama  nya pun sangat aku gemari.

“Ciee yang sebentar lagi ke korea” seru kakak ku yang memecahkan lamunanku.
“Apasih kak. Mending kamu bantu aku membereskan kamar dan mempersiapkan barang-barangku” , pintaku.
“Kok malah menyuruhku sih?” gerutunya.
“Ayolah kak, adikmu ini capek membereskannya sendiri” pintaku padanya. “Iya iya” jawabnya malas.

***

Hari ketika aku akan berangkat ke korea pun tiba, aku di temani guruku, ayahku, ibuku, serta kakakku mengantar aku pergi ke bandara.

“Kia, nanti kalau sudah sampai korea jangan lupa telepon ibu ya. Nanti ibu akan menelepon mu setiap hari” Kata ibu. “Iya, bu, nanti aku telepon” jawabku.
“Nanti di sana kamu harus jaga sikap ya. Jangan lupa makan. Kamu juga jangan tidur terlalu larut” Pesan ayah.
“Iya, yah” jawab ku.
“Saskia, nanti kamu disana akan tinggal di rumah orang tua asuh kamu, ini alamatnya” Kata guruku sambil memberikan secarik kertas bertuliskan alamat rumah. “Beliau pernah bekerja di Indonesia, jadi dia bisa berbahasa Indonesia. Nanti setelah sampai di Korea, kamu langsung ke sana saja” lanjutnya.
“Baik, Pak!” seruku.
“Kia kamu jaga diri juga ya disana” kata kakakku menambahkan.

Setelah bersalaman, akupun bergegas masuk ke pesawat.

***

“Ah, akhirnya sampai juga” kataku ketika pertama kali aku menginjakkan kaki di Korea.

Suasana yang beda, cuaca yang beda 180° dari di Indonesia. Ya, di sini memang sedang musim gugur. Aku mengeratkan jaketku sambil berjalan masuk ke taksi untuk pergi ke rumah orangtua asuhku di Korea.

“Mau kemana?” tanyanya dalam bahasa Korea.
“Kesini” jawabku sambil menunjukkan kepadanya secarik kertas berisi alamat yang ku tuju. Ini adalah percakapan pertama ku di korea.

Taksi pun sampai membawaku ke daerah Gyeonggi-do, aku pun membayar taksi dengan beberapa lembar uang Won.

***

“Anneyong haseyo” Kataku sambil membuka pintu rumah Tuan Lee.
“Ah, Anneyong. Apa kamu Saskia yang mengikuti program pertukaran pelajar dari Indonesia?” Tanya Nyonya Lee ramah.
“Iya saya Saskia” kataku sambil membungkukkan sedikit badanku.
“Ayo, silahkan masuk. Kami telah menunggumu dari tadi” seru Tn. Lee.

Akupun masuk mengikutinya.

“Anneyong kak, namaku Lee Chaerin” terdengar suara anak kecil.
“Anneyong Chaerin, Namaku saskia. Panggil saja aku Kia” Jawabku sambil mengelun-elus pipinya. Dia adalah anak dari Tn.Lee Min Hoo dan Ny.Goo Hye Sun, orang tua asuhku.

Akupun membereskan barang-barangku di kamar yang telah disiapkan.
“Kamar ini telah kami siapkan dari kemarin. Anggap saja rumah sendiri. Oh, ya, panggil saja aku Umma” kata Ny.Lee sambil membantuku membereskan pakaianku.
“Terima kasih, Umma” balasku.

***

Kriiing.. Kriiing.. Bunyi alarm ku terdengar nyaring di kamarku. Aku pun bergegas bangun dan mandi, setelah itu bergabung untuk sarapan. “Ini kan hari pertamamu bersekolah di Korea, semoga lancar” kata Ny.Lee.

Aku pun berangkat. Hari pertama aku di antar oleh Tn.Lee karena aku belum hafal jalan menuju sekolahku. Mobil Tn.Lee pun berhenti di depan sebuah gedung mewah yang di luarnya terdapat tulisan besar SHINHWAN SCOOL. Disinilah tempat aku bersekolah selama pertukaran pelajar ini.

Nah, sampai disini ya. Sekolahmu disini” seru Tn.Lee,
“Iya terimakasih” jawabku.

Kemudian aku turun dari mobil, lalu menundukkan badanku ketika mobil Tn.Lee mulai pergi dari hadapanku. Akupun masuk kedalam sekolah yang begitu megah.

“Anak-anak, kalian kedatangan teman baru dari Indonesia yang merupakan siswi pertukaran pelajar. Coba perkenalkan namamu” Tutur jelas Mrs. Park yang merupakan wali kelas ku disini.
“Anneyong haseyo, nama saya Saskia, kalian bisa memanggil saya Kia, mohon bimbingannya, terima kasih”, perkenalan singkatku pertama dikelas.
“Kia, kau bisa duduk di samping Yoona” seru Mrs. Park.

Akupun segera menuju bangku kosong di depan pojok kelas. Awalnya terasa canggung karena ini adalah pertama kalinya aku masuk sekolah ini.
“Hai kia, namaku yoona” seru Yoona yang merupakan teman sebangku ku.
“Hai yoona, salam kenal” sapaku pada Yoona.
“Iya salam kenal juga. Karna kamu baru disini, jika ada kesulitan atau membutuhkan bantuan, jangan segan bilang padaku” serunya ramah.
“Iya, terima kasih Yoona”. Dan jam pelajaran pun dimulai.

Hari pertamaku belajar di Korea terasa sangat melelahkan, karena jam belajar di Korea 2 kali lipat dari jam belajar di Indonesia, syaitu 13 jam. Setelah sampai rumah, aku langsung merebahkan tubuhku ke atas kasur.

***

Hari ini aku berangkat sekolah lebih awal. Ketika aku sampai di sekolah, saat itu sekolah masih sepi, aku melihat seorang siswa Shinhwa School sedang bermain basket. Tiba-tiba bola basket yang sedang di mainkannya terlempat tepat di hadapanku. Aku lalu mengambil bola basket tersebut. Kemudia dia menghampiriku.

“Bolanya” pintanya sambil mengulurkan tangan.
“Ah..  ini bolanya” kataku lalu menyerahkan bola itu ke Sehun, lalu Sehun melanjutkan bermain basketnya.

Ya, siswa Shinhwan School yang tadi bermain basket bernama Sehun. Aku tidak terlalu mengenalnya karna di kelas pun dia terlihat dingin dan tertutup. Terkesan cuek.

Aku pergi menuju ke kelas. Sesampainya di kelas, ternyata Yoona sudah datang,

“Hai Kia, kamu sudah datang?” tanyanya.
“Iya. Hmm Yoona, boleh aku Tanya sesuatu?” tanyaku pada Yoona.
“Apa?” 
“Sehun itu, siapa sih? Kenapa dia sangat dingin?” tanyaku.
“Sehun itu memang seperti itu dari kelas 10, dingin dan terkesan cuek. Dia itu adalah trainee SM Entertaiment loh! Menurut kabar yang ku dengar, dia akan di debutkan sebagai sebua Boyband” jelasnya. Aku hanya membalasnya dengan anggukan.

Kelas pun semakin ramai, Dan bel masuk sekolah pun nyaring berbunyi. Mrs. Park masuk dan member tugas yang dikerjakan secara kelompok dan terdiri dari 2 orang. Pemilihan setiap kelompok di tentukan sendiri oleh Mrs. Park, kemudian satu persatu nama di sebutkan dan pasangan ku di kelompok adalah.. Sehun! Ah, rasanya malas aku bersekelompok dengannya karna dia terlalu dingin. Mrs. Park pun menjelaskan tugasnya dan aku pun mencatat.
               
Jam istirahat pun tiba, aku menghampiri Sehun,

“Kapan kita mengerjakan tugas Mrs. Park ini?” tanyaku.
“Aku tidak bisa kalau hari biasa. Datang saja kamis pagi-pagi di sekolah” jelasnya singkat.
Aku hanya mengiyakannya dan aku segera pergi ke kantin bersama Yoona.

***

“Kia, berangkat pagi-pagi lagi?” Tanya nyonya Lee,
“Iya Umma” kataku.
“Yasudah, ini sudah Umma buatkan sarapan” katanya.

Setelah beberapa minggu tinggal disini aku benar-benar merasa sangat nyaman karena banyak yang baik denganku. Setelah menghabiskan makanan akupun segera berangkat.

***

“Mau ngerjain dimana?” tanyaku pada Sehun yang ku hampiri di lapangan basket.
“Disana aja” jawabnya sambil menunjuk meja dan bangku taman dekat lapangan basket.

Aku mengeluarkan beberapa buku. Saat itu aku dan Sehun hanya saling diam ketika mengerjakan tugas, hanya sesekali bertanya.

“Bagaimana rasanya bersekolah di Korea?” Tanya Sehun memecah keheningan.
“Ya, cukup nyaman, orangnya pun ramah, walau waktu belajarnya lebih lama dari yang di Indonesia” jawabku.

Dari situ kami saling mengobrol dan berbincang-bincang, sampai tak terasa, tugas kami pun selesai. Dari percakapan iotu, kita mulai dkat, terkadang di kelas aku sering mengobrol dengannya,.  Ternyata dia tak sedingin dan secuek yang aku perkirakan.

***

Suatu hari ketika sekolah ada pelajaran tambahan sehingga pulang lebih lama dari biasanya, saat pulang, aku melihat ada sebuah motor besar berwarna hitam berhenti di depanku. Ternyata itu Sehun.

“Mau bareng? Sepertinya rumah kita searah” tawarnya padaku.
“Enggak ngerepotin?” tanyaku.
“Enggak. Sudahlah ayo” katanya. Akupun akhirnya pulang bersama Sehun. Di sepanjang perjalanan kita hanya saling diam.
“Disini?” tanyanya sambil menghentikan motornya.
“Iya, terima kasih, Sehun”, kataku, dia hanya menganggukan kepalanya dan pergi.

Aku memperhatikannya dari jauh lalu masuk kerumah. Entah mengapa, aku merasakan sesuatu yang berbeda ketika bersama Sehun, mungkin hanya perasaanku.

***

Hari ini aku tidak masuk sekolah karena radang tenggorokanku kambuh. Nyonya Lee pun menelepon sekolah untuk meminta Izin aku tidak masuk hari ini.

“Kia.. Ini obatnya, dan ini minumnya” seru Ny.Lee sambil memberikan obat dan segelas air.
“Iya, Umma” kataku. “Kamu istirahat yang banyak saja” kaya Ny.Lee.

Yaa, walaupun beliau hanyalah orang tua asuhku selama pertukaran pelajar ini, tapi beliau sangatlah ramah dan peduli padaku.

Tiba-tiba ada SMS masuk di Handphone ku.

From: Yoona
Date: Wed,  10:25:09 am

Kia.. Tadi Sehun tanya kenapa kamu tidak masuk, dia juga minta nomor mu, mungkin sebentar lagi dia akan menelepon mu. Cepat sembuh ya. Sehun sepertinya Khawatir padamu, hehehe J

Aku hanya tersenyum membacanya. Entah, aku merasakan senang yang sulit ku gambarkan. Ketika aku akan membalas SMS, tiba-tiba handphone ku bergetar, ada panggilan masuk dari Unknown Number.

“Hallo?” Sapaku saat mengangkat telepon.
“Hallo, apa ini Kia?”
“Iya benar, ini siapa?”
“Aku Sehun. Maaf tiba-tiba meneleponmu seperti ini. Ku dengar kamu sakit. Tadi aku minta nomormu dari Yoona. Dia bilang kamu sobatnya, kah?”
“Iya, paling besok aku sudah sembuh kok. Iya. Gak apa-apa”
“Kamu sudah minum obat? Banyak istirahat supaya sembuh”
“Iya Sehun. Terimakasih”
“Iya. sudah dulu ya, Kia. Sebentar lagi jam pelajaran akan di mulai”
“Oke, bye, Sehun”. Dan aku pun menutup teleponnya.

Setelah percakapan itu, aku tak tahu mengapa aku merasa sesenang ini. Seperti ada yang salah denganku, mungkin tepatnya perasaanku terhadap Sehun.

***

Esok harinya, aku mulai masuk sekolah lagi. Baru aku sampai kelas, Yoona menghampiriku.

“Makin deket aja nih sepertinya kau dengan Sehun” Godanya
“Apa sih, Yoona. A.. Aku hanya teman kok” jawabku sedikit gugup. “Sepertinya Sehun menyukaimu” kata Yoona
“Tidak, kami hanya berteman Yoona, tidak mungkin Sehun menyukaiku” tangkasku.
“Tapi sikapnya padamu berbeda. Aku tahu kalian saling suka. Kelihatan kok. Hahaha” ledek Yoona. Pipiku pun memerah.

Ketika Istirahat, aku bertemu dengan Sehun di taman.
“Hai sedang apa disini?”sapaku.
“Tidak, Cuma ingin cari udara. Duduk disini bersamaku” tawar Sehun sambil menepuk2 kursi taman seolah menawarkan aku untuk duduk di sampingnya. Akupun menerima tawarannya. Kami berbicara banyak saat itu, dia juga sedikit bergurau. Ketika aku ada di dekatnya, aku merasa nyaman, apalagi kalau mengingat sehun, aku terkadang senyum2 sendiri.

***

Tidak terasa sudah 11 bulan aku tinggal dan belajar di Korea. Selama itu juga aku dekat dengan Sehun. Ini adalah bulan terakhirku aku belajar di sini.

“Kak, kakak sebentar lagi kembali ke Indonesia ya?” Tanya Chaerin, anak Mr.Lee
“Iya chaerin, karena masa pertukaran pelajarku sudah selesai” kataku. “Kakak di sini aja” pinta Chaerin. “Tidak bisa, aku gak mungkin disini terus” kataku.

Akhir2 ini pun  aku jarang bertemu sehun. Bahkan dia sudah tidak pernah menelepon ku. Menurut berita yang kudengar, dia akan dimasukkan Boyband terbaru bernama EXO. Kami mulai jarang berkomunikasi, sampai akhirnya kami mulai menjauh.

***

Hari ini adalah hari terakhirku di sekolah Shinhwan.
“Aku sangat merindukan Kia” kata Yoona.
“Iya aku juga” kataku.

***

Orang yang kuharapkan datang tak juga kunjung datang ke bandara. Sampai di hari aku kembali ke Jakarta, entah dia tahu atau tidak. Kini aku sedang berada di bandara bersama Tuan dan Nyonya Lee, juga Chaerin.

“Umma, Appa, terima kasih mau menampungku dan merawatku di rumah kalian selama aku di Korea” kataku
“Ini sudah menjadi kewajiban kami sebagai orangtua asuhmu kia” Ujar Mr.Lee
“Hati-hati di perjalanan, jangan lupa telepon kami, bye” kata Umma. “Iya Umma”

Akupun segera ke lapangan terbang. Pikiranku masih terbawa sehun. Aku masih berharap ia datang. Ya, aku menyukainya, tapi aku terlalu takut untuk mengutarakannya dan hanya bisa memendamnya.

Ternyata di tengah jadwal kepadatannya, Sehun menyempatkan datang ke bandara. Tetapi terlambat, Aku sudah berada di dalam pesawat terbang menuju Jakarta. Dia kecewa, mungkin perasaannya sama padaku, tapi dia juga belum mengungkapkannya.
“Aku menyesal tidak mengatakan dari awal. Sekarang kamu telah kembali ke Indonesia, sedangkan aku belum mengatakan apa-apa padamu” Gumam sehun di dalam hatinya.

*** 5 TAHUN KEMUDIAN ***
               
Hari ini aku kembali berkunjung ke Korea. Bukan untuk belajar atau bersekolah lagi, tapi aku datang sebagai diplomat muda yang bekerja di Kedubes Indonesia di Korea. Saat itu aku iseng datang ke Namsan Tower di Seoul. Tidak sengaja aku bertemu orang yang tidak asing. Sehun. Sekarang ia sudah menjadi penyanyi terkenal. Tapi perasaanku padanya tetap sama.

“Sehun?” sapaku
“Kia?” sapa Sehun.
“Ternyata benar kau Sehun. Sudah lama ya kita tidak berjumpa” kataku
“Iya. Apa yang sedang kau lakukan di korea?” tanyanya
“Aku kerja di Kedubes Indonesia. Kalau kamu apa yang kau lakukan disini? Bagaimana kalau orang mengenalimu?”
“Hanya ingin jalan-jalan saja. Haha tidak kok” lalu sehun terdiam, kemudian berkata, “Kia, aku ingin mengatakan sesuatu”
“Apa Sehun”
“Karna kamu ada disini aku ingin menatakan hal yang sempat tertunda dulu, aku tidak ingin seperti dulu. Saranghae Saskia” Ucap sehun jelas kepadaku
“Aku juga, nado Saranghae Sehun”

Akhirnya cinta yang sebelumnya terlambat dan tertunda, sekarang menyatu kembali dan kami hidup bahagia sampai ke pelaminan J

-THE END -

By. Erine Saskia Anggraini
Baca Lanjutannya -->
»»  Read More